ANGIOSPERMAE
Tumbuhan adalah organisme yang memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Akar, batang dan daun merupakan organ hasil diferensiasi jaringan.
Tumbuhan memiliki sel eukariotik dan mempunyai kloroplas. Didalam
kloroplas terdapat pigmen klorofil. Pada umunya tumbuhan memiliki
klorofil a, klorofil b dan ada juga yang mengandung karoten. Sel-sel
tumbuhan memikili dinding sel yang mengandung selulosa, mengakibatkan
tubuhnya kaku. Dalam klasifikasi dengan system 5 kingdom diantaranya
tumbuhan biji namun ditekankan pada Phanerogamae dan lebih kepada Angiospermae.
Phanerogamae
tumbuhan berbiji tamplak jelas perbiakan seksul antara individu jantan
dan betina. Imbangan dari Cryptogamae, tumbuhan spora yang
Perbiakan seksualnya tersembunyi, tak tampak.
Angiospermae merupakan tumbuhan biji tertutup. Hampir semua tumbuhan
yang ada di daratan merupakan angiospermae. Angiospermae dibedakan atas
dua kelas yakni dikotil dan monokotil. Klasifikasi angiospermae menjadi
dikotiledon dan monokotiledon didasarkan sejumlah perbedaan, yaitu
perbedaan struktur vegetatif (batang, daun, akar) dan struktur generatif
(bunga dan biji).
DEFINISI PHANEROGAMAE
Tumbuhan berbiji tamplak jelas perbiakan seksul antara individu jantan
dan betina. Imbangan dari Cryptogamae, tumbuhan spora yang
Perbiakan seksualnya tersembunyi, tak tampak.
Ciri-ciri Phanerogamae :
n Struktur tubuh sudah menyesuaikan diri dengan kehidupan didarat : tak ada lagi gamet yang berenang ke tempat pembuahan.
n Pembuahan gamet menghasilkan biji yang berada dalam buah.
n Memiliki batang yang jelas.
n Jaringan pembuluh terbagi atas Xylem dan Floem
DIVISI, KELAS, ANAK KELAS
Divisi : Gymnospermae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyleae
Kelas : Dycotileae
Anak kelas : Choripetalae
Anak kelas : Sympetalae
ANGIOSPERMAE
Sebaian besar tumbuhan yang kita jumpai dewasa ini termasuk dalam
Angiospermae yang merupakan kelompok tubuhan yang mendominasi daratan
lebih dari 100 juta tahun yang lalu meliputi 235.000 spesies tumbuhan
berbunga. Sebagian besar makanan yang kita konsumsi berasal dari
tumbuhan berbunga dapat berupa akar misalnya worte, kangkung, bit;
buah-buahan misalnya apel, mangga, pisang, papaya; buah dan biji
kacang-kacangan Leguminosae, buah kariopsis dari padi- padian (Graminae)
misalnya padi dan jagung.
Angiospermae dibedakan ke dalam dua kelas berdasarkan jumlah
kotiledonnya, yakni monokotil dan dikotil. Monokotil meliputi sekitar
65.000 spesies, termasuk di dalamnya tumbuhan Graminae, anggrek, palem,
babu dan lain-lain. Daun, batang, bunga dan akar monokotil bersifat
spesifik. Sebagian besar monokotil memiliki pertulangan daun sejajar,
batang dengan berkas pembuluh terbesar; daun mahkota bunga 3 atau
kelipatannya, dan memiliki akar serabut. Sebagian besar Angiospermae
yakni sekitar 170.000 spesies dari tumbuhan dikotil. Kelompok tumbuhan
ni meliputi tumbuhan semak, pohon serta banyak tumbuhan yang penghasil
makanan. Ciri-ciri dikotil adalah memiliki 2 kotiledon pada biji;
pertulangan daun menjari, berkas pembuluh pada batang tersusun
melingkar, daun mahkota bunga 4, 5 atau kelipatannya, memiliki sistem
akar tunggang.
Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Ciri-ciri Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh
daun buah, mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu,
semak, liana dan herba. Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda.
Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu Monocotyledoneae (berkeping
satu) dan Dicotyledoneae (berkeping dua).
CIRI MORFOLOGI ANGIOSPERMAE
Tubuh tumbuhan terdiri dari akar dan tajuk. Diantara adaptasi yang
memungkinkan tumbuhan dapat hidup di darat adalah kemampuannya untuk
mengabsorsi air dan mineral dari dalam tanah. Menyerap cahaya matahari
dan mengambil CO2 dari udara untuk fotosintesis serta kemempuannya untuk
hidup dalam kondisi yang kering. Akar dan tajuk saling bergantunh satu
sama lain, akar tidak mampu hidup tanpa tajuk, demikian sebaliknya.
Karena tidak memiliki kloroplas dan hidup di tempat yang gelap
menyebabkan akar tidak dapat tumbuh tanpa gula dan nutrisi organic
lainnya yang diangkut dari daun yang merupakan bagian dari sistem dari
tajuk. Sebaliknya batang dan daun bergantung pada air dan mineral yang
diserap oleh akar. Akar tumbuhan berfungsi sebagai penompang berdirinya
tumbuhan (jangkar), pengabsorpsi air dan mineral, serta tempat
peyimpanan cadangan makanan. Tajuk terdiri dari batang, daun dan bunga
(bunga merupakan adaptasi untuk reproduksi tumbuhan Angiospermae).
Batang adalah bagian tumbuhan yang terletak di atas tanah, mendukung
daun-daun dan bunga. Pada pohon, batang-batang meliputi batang pokok
danseua cabang-cabang, termasuk ranting-ranting yang kecil. Batang
mempunyai buku sebagai tempat melekatnya daun, juga mempunyai ruas yakni
jarak diantara dua buku. Daun merupakan tempat utama berlangsungnya
fotosintesis, kendati ada beberapa spesies tumbuhan yang batangnya dapat
melakukan fotosintesis karena mengandung kloroplas. Daun terdiri dari
helaian daun yang melebar (lamella) dan tangkai daun (petiol) yang
menghubungkan daun dengan batang. Pada ujung batang terdapat tunas yang
belum berkembang yang disebut tunas ujung. Selain itu di jumpai juga
tunas aksilar/ tunas lateral/ tunas samping yang terdapat di ketiak
daun, tunas ini biasanya dorman. Pada banyak tumbuhan, tunas ujung
menghasilkan auksin yang dapat menghambat pertumbuhan tunas aksilar.
Fenomena ini disebut dengan dominasi apical yang yang merupakan suatu
adaptasi yang dapat meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk memperoleh
cahaya. Hal ini sangat penting apabila kerpatan suatu vegetasi di suatu
tempat tinggi. Pembentukan cabang juga penting untuk meningkatkan sistem
tajuk, pada kondisi tertentu tunas-tunas aksilar akan mulai tumbuh.
Beberpa tunas tersebut kemudian berkembang menjadi cabang-cabang yang
menghasilkan bunga dan yang lainnya berkembang menjadi capang non
reproduktif, lengkap dengan ujung tunas, daun-daun dan tunas aksilar.
Struktur tubuh tumbuhan dikotil. Organ tumbuhan yaitu akar, batang,
daun, buah, bunga dan biji, seluruhnya disusun dari jaringan-jaringan
yang masing-masing jaringan tersebut mempunyai struktur dan fungsi yang
berbeda-beda. Masing-masing jaringan disusun dari sel-sel yang mempunyai
bentuk dan fungsi yang sama. Beberapa modifikasi akar dan tajuk. Akar
tumbuhan menalami beberapa modifikasi antara lain menjadi akar yang
menyimpan cadangan makanan (pati) misalnya bit gula atau akar penyimpan
air pada beberapa famili Cucurbitaceae yang tumbuh di daerah kering atau
daerah yang tidak turun hujan dalam waktu yang panjang, akar nafas
(pneumatofor) yang dapat meningkatkan pertukaran gas antara udara dengan
akar-akar yang terendam air pada tanaman bakau/Avicennia nitida, akar
udara pada anggrek yang dapat membantu penyerapan air hujan, akar
parasit/haustorium tali putri/Cuscuta sp, dan mikoriza yaitu simbiosis
mutualisme antara akar tumbun dan cendawan.
Beberapa modifikasi akar yakni tempat penimbun pati, akar nafas, akar
udara, haustorium, mikoriza. Seperti halnya akar batang dan dun juga
mengalami modifikasi untuk fungsi yang beragam, antara lain rhizome,
stolon, runner, umbi batang (tuber), umbi lapis (bulb) serta umbi kormus
(corm). Rhizoma adalah batang yang tumbuh horizontal dalam tanah atau
dekat dengan permukaan tanah, mempunyai ruas-ruas yang pendek dan pada
bukunya terdapat daundaun seperti sisik. Dijumpai akar adventif di
sepanjang rhizome, terutama di permukaan bawahnya. Rhizome dapat
relative tebal, berdaging, mereupakan tempat disimpannya cadangan
makanan misalnya pada famili Zingiberaceae (jahe-jahean). Runner adalah
batang yang tumbuh horizontal di atas tanah, umumnya di sepanjang
permukaan tanah, mempunyai ruas panjang misalnya pada tanaman
strawberry. Stolon mirip sengan runner, tetapi biasanya tumbuh tegas di
dalam tanah, umumnya di sepanjang permukaan tanah. Pada kentang,
beberapa ujung stolon berkembang membentuk umbi batang. Mata tunas pada
umbi kentang merupakan kuncup yang terdapat pada buku batang, setia mata
tunas tersebut akan mampu berkembang menjadi individu baru. Berbeda
dengan umbi kentang, umbi lapis merupakan kuncup besar yang dikelilingi
oleh sejumlah daun berdaging, dengan satu batang kecil dan pendek pada
ujung bawah. Daun berdaging mengandung cadangan makanan. Pada bawang
merah, daun berdangin selalu dikelilingi oleh daun-daun seperti sisik.
Umbi lapis juga dijumpai pada tanaman tulip, lili dan lain-lain. Kormus
mirip dengan umbi lapis tetapi bagian yang membengkak seluruhnya
merupakan bagian batang. Helaian daun berbentuk sisik yang menutupi
seluruh permukaan kormus.
Beberapa modifikasi batang yakni stolon pada strawbwerry, rhizome pada
tanaman iris, umbi kentang, umbi lapis, kormus. Beberapa modifikasi daun
antara lain sulur (tendril), duri dan daun penangkap serangga ditemukan
dibeberapa tanaman. Ada beberapa tumbuhan yang daunnya sebagian atau
seluruhnya mengalami modifikasi bentuk sulur. Apabil sulur menyentuh
benda padat misalnya ranting/kawat segera sulur tersebut membelitnya
dngan erat. Pada tanaman lain ada juga petiolnya berubah menjadi sulur.
Sulur dijumpai pada famili Cucurbitaceae (waluh-waluhan), tanaman anggur
dan lainnya. Duri yang dijumpai pada kaktus merupakan modifikasi dari
daun. Duri sekaligus berfungsi untuk melindungi tanaman dari hewan
pengganggu, disamping untuk mengurangi kehilangan air dari tumbuhan.
Daun penangkap serangga pada tumbuhan karnivor akan menutup sewaktu
serangga tertangkap, selanjutnya serangga tersebut akan segera dicerna
oeleh enzim pencerna dan nutrisinya digunakan tumbuhan untuk
pertumbuhan.
ORGAN VEGETATIF PADA TUMBUHAN ANGIOSPEMAE
Organ vegetatif tumbuhan ini terdiri dari akar, batang, dan daun. Akar,
batang dan daun terdiri dari 3 sistem jaringan yang sama, yaitu: sistem
jaringan dermal/penutup, sistem jaringan pembuluh dan sistem jaringan
dasar. Sistem jaringan dermal terdapat pada bagian terluar tubuh
tmbuh-tumbuhan. Pada tubuh tumbuhan primer, sistem jaringan ini terdiri
dari jaringan epidermis, sedangkan pada tubuh tumbuhan sekunder,
epidermis digantikan oleh jaringan periderm. Sistem jaringan pembuluh
terdiri dari Xilem dan Floem. Xilem berfungsi mengangkut air dan larutan
garam dari akar ke daun melalui betang; sedangkan floem berfungsi hasil
fotosintesis dari daun kebagian organ lainnya. Sistem jaringan pembuluh
terdapat diantara sistem jaringan dasar, yang sebagian besar terdiri
dari jaringan parekim. Perbedaan pokok diantara ketiga organ tersebut
terdapat pada distribusi sistem jaringan pembuluh dan sistem jaringan
dasar.
Struktur Anatomi Akar
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis,
sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta
sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas
xylem dan floem yang tersusun berselang seling. Stuktur anatomi akar
tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda.
Struktur Anatomi Batang
Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang
terdapat stomata, sistem jaringan dasar berupa korteksdan empulur, dan
sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xylem dan floem. Xylem dan
floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xylem dan
floem tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada
tumbuhan monokotil.
Struktur Anatomi Daun
Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat
stomata dan trikoma. Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan
dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar
(mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang., tidak
demikian halnya pada monokotil khususnya famili graminae. Sistem berkas
pebuluh terdiri atas xylem dan floem yang terdapat pada tulang daun.
Ciri-ciri dan Perbedan Tumbuhan / Pohon Monokotil dan Dikotil / Biji Berkeping Satu dan Dua
Pada tumbuhan kelas/tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi
dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau keping yang
disebut dengan monokotil/monocotyledonae dan tmbuhan berbiji keping dua
atau yang disebut juga dengan dikotil/dicotyledonae. Ciri-ciri tumbuhan
monokotil dan dikotil dapat ditemukan pada tumbuhan subdivisi
angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya.
Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki:
Perbedaan ciri Monokotil dan Dikotil
1. Bentuk akar.Memiliki system akar serabut.Memiliki system akar tunggang
2. Bentuk sumsum dan pola tulang daun.Melengkung atau sejajar.Menyirip atau menjari
3. Kaliptrogen/tudung akar Ada tudung akar / kaliptra Tidak terdapat tudung akar
4. Jumlah keping biji/kotiledon Satu buah keping biji saja Ada dua buah keping biji
5. Kandungan akar dan batang Tidak terdapat cambium Ada cambium
6. Jumlah kelopak bunga Umumnya kelipatan tiga Biasanya kelipatan empat atau lima
7.Pelindung akar dan batang tembaga Ditemukan batang lembaga/koleoptil
dan akar lembaga/kelorhiza Tidak ada pelindung kelorhiza maupun
keleoptil
8. Pertumbuhan akar dan batang Tidak dapat tubuh berkembang menjadi membesar Bisa tumbuh berkembang menjadi besar
Contoh tumbuhan monokotil : kelapa, jagung, dan lain sebagainya
Contoh tumbuhan dikotil : kacang tanah, magga, rambutan,dsb.
Suku-suku pada Dikotil
1. Jarak-jarakan [Euphorbiaceae]
2. Terung-terungan [Solanaceae]
3. Jambu-jambuan [Myrtaceae]
4. Kompositae (example : Bunga Matahari)
5. Kacang-kacangan
6. Petai-petaian
7. Johar-joharan
8. Kapas-kapasan
Suku-suku pada Monokotil
1. Pinang-pinangan
2. Rumput-rumputan [Gramineae]
3. Pisang-pisangan[Muscaceae]
4. Jahe-jahean [Zingiberaceae]
5. Anggrek-anggrekan [Orchids]
REPRODUKSI TUMBUHAN ANGIOSPERMAE
1. Reproduksi Seksual
1.1 Bunga: Alat Reproduksi Seksual
Secara evolusi kesuksesan suatu organisme diukur dari kemampuannya
menghasilkan keturunan yang fertile. Oleh sebab itu dari sudut pandang
evolusi seluruh struktur dan fungsi dari organ tumbuhan diarahkan untuk
memberikan dukungan dalam mekanisme reproduksi. Pada tumbuhan tinggi
srtuktur yang secara khusus bertugas dalam proses reproduksi adalah
bunga.
Bunga memiliki ukuran yang bervariasi, dari yang sangat kecil sampai
yang luar biasa besar. Bunga terkecil berukuran kurang dari 0,1 mm
dijumpai paa sejenis gulm mungil Wolffia Columbiana yang ukuran total
tumbuhnya hanya berkisar antar 0,5 – 0,7 mm. Sedangkan terbesar di dunia
adalah Rafflesia dari Indonesia dengan diameter lebih dari 1 m serta
berat mencapai 9 Kg.
Bunga merupakan bagian paling menarik pada tumbuhan karena warnanya,
tekstur maupun aroma yang dihasilkannya. Bunga merupakan hasil dari
modifikasi dari tunas yang mendukung bagian-bagian, yaitu kelopak,
mahkota, benang sari dan putik yang merupakan modifikasi dari daun dalam
suatu susunan yang rapat.
Kelopak (calyx) terdiri dari daun-daun kelopak (sepal). Kelopak terdapat
pada bagian terluar dari bunga, menyelubungi bagian bunga lainnya, pada
umumnya berwarna hijau, berfungsi untuk melindungi kuncup. Mahkota
(corolla) terdiri dari daun mahkota (petal), bagian ini biasanya
memiliki tekstur dan warna yang menarik. Warna mahkota sangat bervariasi
dari warna-warna tunggal. Kombinasi warna-warna pelangi atau bahkan
hitam atau putih. Keragaman tekstur dan warna mahkota ditunjukkan untuk
menarik perhatian serangga penyerbuk. Disebalah dalam mahkota terdapat
benangsari (stamen) yang terdiri dari tangkai sari (filament) yang
mendukung kotak sari (anter).
Benang sari merupak alat kelamin jantan yang menghasilkan serbuk sari
(polen). Polen dibentuk dan disimpan di dalam kotak sari. Bagian paling
dalam pada bunga adalah putik (gynoecium). Putik terbentuk sebgai hasil
pelekatan daun-daun buah (carpel). Putik dapat terdiri dari satu atau
beberapa daun buah. Putik terdiri dari 3 bagian yaitu :
1. Bagian paling bawah biasanya membengkak disebut bakal buah (ovari), yang mengandung bakal biji (ovul).
2. Bagian tengah, berupa tangkai yang ramping disebut tangkai putik (style).
3. Bagian paling ujung, disebut kepala putik (stigma), pada permukaan
stigma ini butir-butir serbuk sari dari bunga yang sama atau bunga-bunga
lain yang dibawa oleh angina maupun serangga ditangkap pada peristiwa
penyerbukan. Bentuk stigma sangat beragam ada yang kecil runcing,
sedikit mengembang atau bercabang-cabang membentuk lengan-lengan.
BAGIAN BUNGA
FUNGSI
1. Kelopak (kalik)
Melindungi kuncup bunga
2. Mahkota (korola)
Menarik perhatian serangga
3. Benang sari (stamen) terdiri dari :
a.
tangkai sari (filamen)
b.
kepala sari (antera) terdiri atas 4 kantong sari
Sebagai penghasil gamet jantan, yaitu serbuk sari (pollen)
4. Putik (pistilus) terdiri atas :
a.tangkai putik (stilus)
b.kepala putik (stigma)
c.bakal buah (ovarium) di dalam bakal buah terdapat bakal biji (ovule)
Sebagai penghasil gamet betina
Perkembangan Gamet Jantan dan Betina
Tumbuhan dalam siklus hidupnya mengalami pergantian generasi haploid (n)
dengan generasi diploid (2n). Akar, batang daun dan sebagian besar
struktur reproduktif tanaman angiospermae dan gymnospermae lainnya
bersifat diploid. Tubuh tumbuhan yang bersifat diploid dikenal dengan
sebutan sporofit. Pada angiospermae sporofit menghasilkan struktur
khusus berupa anter (kotak sari) dan ovule (bakal biji) yang sel-selnya
akan mengalami meiosis. Anter (kotak sari) pada umumnya terdiri atas 4
kantong polen (serbuk sari) yang masing-masing berupa ruangan memanjang.
Pada awal perkembangan anter (kotak sari) mampu berkembang dan disebut
dengan mikrosporofil. Mikrosporofil mengalami pembelahan meiosis, setiap
sel menghasilkan 4 sel haploid yang disebut mikrospora. Selanjutnya
mikrospora mengalami pembelahan meiosis sehingga terbentuk 2 sel yaitu
sel tabung dan sel generatif yang berukuran lebuh kecil.
Kedua sel yang berdampingan tersebut diselubungi oleh lapisan yang tebal
dalam suatu struktur butiran yaitu butir serbuk sari (polen). Bila
serbuk sari telah masak, dinding anter (kotak sari) membuka dan
menebarkan butir-butir serbuk sari tersebut. Pada tumbuhan angiospermae
butir serbuk sari berfungsi sebagai gametofit jantan yang menghasilkan
gamet jantan yaitu sel-sel sperma.
Gamet betina berkembang di dalam suatu struktur di sebelah dalam ovari
disebut ovul (bakal biji). Ovul memiliki 1 atau 2 lapis jaringan
pelindung yang disebut integumen. Pada bagian ujung ovul, integumen
tidak menyambung mengakibatkan terbentuk celah kecil yang disebut
mikropil.
Pada awal perkembangan ovul ini satu sel dalam dinding ovul yang disebut
megasporofit membesar sebagai persiapan pembelahan meiosis.
Megasporofit tertanam pada jaringan yang disebu nuselus. Megasporofit
mengalami pembelahan meiosis menghasilkan empat sel yang berderet:
sel-sel ini bersifat haploid dan disebut megaspore. Tiga sel yang dekat
dengan mikrofil mengecil, sedangkan sel yang terjauh dari mikrofil
membesar dan kemudian akan berkembang menjadi kantung embrio, setelah
mengalami 3 tahap pembelahan meiosis. Perkembangan megaspore membentuk
kantung embrio melalui beberapa tahap yaitu:
1. Megaspore mengalami 3 kali pembelahan meiosis menghasilkan sebuah kantung embrio dengan 8 inti.
2. Inti-inti bermigrasi.
3. Terbentuk dinding sel yang menyelubungi inti.
Pada akhir proses tersebut sebuah sel telur dan dua sel sinergid berada
pada kantung embrio yang terdekat dengan mikropil. Dua inti bermigrasi
berada pada bagian tengah kantung embrio disebut inti kutub. Tiga inti
berada pada ujung lain kantung embrio bersebrangan dengan mikropil,
membentuk 3 sel antipodal. Kantung embrio merupakan fase gametofit dalam
siklus hidup tumbuhan berbunga, karena intinya bersifat haploid.
1.2 Pembuahan Ganda pada Angiosperma
Tahap awal yang mendahului proses pembuahan adalah penyerbukan
(polinasi), yaitu pengantaran butir serbuk sari ke kepala putik.
Sebagian besar tumbuhan angiospermae mengandalkan bantuan hewan,
serangga, burung atau kelelawar dalam proses penyerbukan. Namun beberapa
tumbuhan seperti rumput-rumputan melakukan penyerbukan dengan bantuan
angin. Setelah penyerbukan, butir serbuk sari yang menempel pada stigma
berkecambah membentuk tabung serbuk sari. Sel tabung bergerak ke tabung
serbuk sari yang menuju bakal buah (ovari). Sementara itu sel gametofit
membelah secara mitosis enghasilkan 2 sel sperma. Saat tabung polen
(serbuk sari) mencapai ovul (bakal biji), ujung tabung menembus kantung
embrio melalui mikropil, dan melepaskan ke 2 sel sperma. Satu sel sperma
membuahi sel telur membentuk zigot yang bersifat diploid (2n),
sedangkan sel sperma lainnya membuahi 2 ini kutub sehingga terbentuk sel
triploid (3n). sel ini akan membelah membentuk jaringan penyimpan
cadangan makanan yang disebut endosperm. Selanjutnya endosperm akan
menyediakan makanan bagi embrio yang berkembang dari zigot. Dua
peristiwa fusi yang terjadi antar sel sperma dengan sel telur dan sel
sperma dengan sel kutub inilah yang dikenal dengan pembuahan ganda pa
angiospermae. Sel antipoda serta sinergid biasanya mengalami degenerasi.
Proses pembuahan selanjutnya akan diikuti dengan perkembangan buah dan
biji.
2. Reproduksi Aseksual
2.1 Reproduksi Vegetatif Alami
Bila biji ditanam, tumbuhan yang diperoleh bias jadi memiliki
sifat-sifat yang berbeda dari induknya. Pada proses pebentukan buah dan
biji, pollen dari suatu tumbuhan membuai bunga dari tumbuhan lain,
tumbuhan membawa karakter dari kedua tetuanya serta memunculkan
kombinasi karakter yang beragam pada generasi berikutnya. Hal ini
berbeda dengan fenomena yang terjadi pada reproduksi aseksual.
Reproduksi aseksual sering
juga disebut dengan reproduksi vegetatif., merupakan tipe reproduksi
yang lazim pada tumbuhan. Reproduksi vegetaif meliputu fragmentasi yaitu
pemisahan bagian tubuh tumbuhan yang diikuti dengan regenerasi
membentuk individu utuh. Umbi bawang putih sesungguhnya merupakan batang
di bawah tanah yang berfungsi sebagai penyimpanan cadangan makanan.
Sebuah umbi yang besar terdiri atas bagian-bagian yang disebut siung
(clove). Setiap siung bawang dapat tumbuh menjadi satu individu. Adapun
selubung berwarna putih pada umbi tersebut sebenarnya adalah daun-daun
yang memprl pada batang.
Reproduksi aseksual memiliki beberapa keuntungan. Tumbuhan tertua yang
telah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat membentuk klon
yang terdiri dari indiidu-individu yang merupakan kembaran dari dirinya.
Pada masa-masa awal kehidupannyaketurunan vegetatif yang merupakan
fragmen dewasa yang berasal dari tetuanya tidak terlalu beresiko
menghadapi kondisi lingkungan dibandingkan dengan tumbuhan yang berasal
dari kecambah. Reproduksi seksual serta seksual memiliki peranan yang
penting dalam evolusi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.
2.2 Reproduksi Vegetatif Buatan
Kemampuan tumbuhan melakukan reproduksi
vegetatif telah lama dimanfaatkan manusia. Cara perbanyakan vegetatif
buatan yang paling banyak dilakukan adalah melalui stek, menurut organ
yang digunakan dikenal stek batang, stek akar dan stek daun. Stek batang
merupakan cara paling lazim digunakan, biasa dilakukan terhadap
jenis-jenis pohon dan semak. Stek akar sering dilakukan pada perbanyakan
tanaman sukun. Stek daun banyak dilakukan pada beberpa tanaman hias
derupa herba seperti African violet, Begonia, Peperomia serta beberapa
tumbuhan lain yang berdaun tebal.
Selain akar dan batang biasa, modifikasi dari ke dua bagian ini seperti
rhizome dan umbi yang mengandung sekurang-kurangnya 1 mata tunas dapat
berkembang menjadi tumbuhan. Tumbuhan baru juga dapat dipeoleh dengan
memotong stolon pada tanaman seperti strawberry, sehingga anakan
terpisah dari induknya.
Reproduksi Vegetatif Buatan sebagai Pendukung Pertanian Modern.
Kemampuan tumbuhan melakukan reproduksi vegetatif
memberi peluang untuk produksi bibit tumbuhan dalam jumlah besar dengan
biaya dan tenaga yang minimal. Sehingga contoh tanaman buah dan tanaman
hias yang sebagian besar dilakukan dengn stek batang dan daun. Beberapa
tumbuhan lain diperbanyak dengan anakan yang muncul dari akar misalnya.
Selain itu banyak tumbuhan penghasil umbi di perbanyak dengan potongan
umbi.
Belakangan ini kemampuan reproduksi vegetatif
pada tumbuhan dimanfaatkan untuk melakukan perbanyakan klonal di dalam
laboratorium. Potongan organ tumbuhan dapat di tanam pada media buatan
yang sesui yang mengandung unsur-unsur hara, vitamin serta zat pengatur
tumbuh yang diperlukan.
Potongan oran yang ditanam dalam media buatan dapat tumbuh menjadi satu
atau beberapa tanaman atau membentuk massa dari sel parenkima yang
disebut kalus. Kalus yang diperoleh dapat dipotong-potong kemudian
diregenerasikan menjadi tanaman atau embrio. Teknik pemeliharaan
tumbuhan dengan menanam potongan tumbuhan di dalam media buatan ini
secara umum dikenal dengan teknik kultur jaringan tanaman. Dalam
pelaksanaan teknik ini semua peralatan maupun tabung-tabung serta media
yang digunakan harus berada dalam keadaan steril. Alat-alat serta media
biasa disterilkan dengan cara pengukusan bertekanan tinggi dengan alat
autoklaf. Selain itu pelaksanaan pemotongan atau penanaman juga
dilakukan di ruangan steril.
Perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan dapat menghasilkan tanaman dalam
jumlah banyak serta cepat. Selain itu beberpa tejnik yang dikembangkan
lebih lanjut dapat mengatasi masalah dalam budidaya tanaman seperti
menghasilkan bibit tanaman bebas penyakit, menyediakan biji buatan serta
memungkinkan perbaikan tanaman dengan rekayasa genetic. Untuk
memperoleh tanaman bebas penyakit dikembangkan suatu teknik yang disebut
kultur meristem (mericloning).
Upaya ini dilakukan dengan mengambil sekelompok sel pada jaringan
meristem dari tanaman yang sakit untuk ditanam dalam media kutur.
Biasanya selain meristem turut diambil primordial daun termuda. Proses
pemotongan jaringan dilakukan secara aseptic di bawah mikroskop khusus
yang disebut dissecting microscope. Selajutnya pemotongan meristem
dipelihara pada media steril dalam tabung. Jaringan tersebut selanjutnya
akan membesar kemudian berdiferensiasi dan beregenerasi membentuk tunas
dan akar. Sebelum tunas dan akar terbentuk massa sel tersebut dipotong
menjadi beberapa bagian baru kemudian diregenerasikan menjadi tanaman.
Assalammualaikum warrahmatullah, welcome to my little worlds , the little diary, (ɔ ˘⌣˘)♥(˘⌣˘ c) Insya Allah became the great Muslimah , Real Muslimah , the Author motivation , and inspirator :) Bealive Allah here , Allah always by my side , PRAY TO ALLAH AND HARD WORK , sure can DREAMS BECAME TRUE , don't surrender although lost , keep spirit :) ONLY ALLAH CAN SOOTHE MY HEART :)
Welcome!
Search This Blog
Sabtu, 26 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar